Utang Raksasa! Del Monte Kolaps Rp 162 Triliun, Geger Wall Street

Produsen buah kaleng legendaris Amerika terpaksa ajukan Pasal 11, selamatkan bisnis dari jurang maut, operasional global tetap jalan normal.

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 5 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Del Monte pastikan merek-merek andalannya tetap hadir di pasar global. (Dok. Delmonte.com)

Del Monte pastikan merek-merek andalannya tetap hadir di pasar global. (Dok. Delmonte.com)

DUNIA bisnis Amerika Serikat kembali terguncang oleh kabar bombastis: produsen makanan kemasan legendaris Del Monte Foods resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan!

Tak tanggung-tanggung, perusahaan berusia lebih dari satu abad ini mengajukan penataan ulang keuangan dengan beban utang yang bikin geleng-geleng kepala, mencapai kisaran Rp 162,3 triliun!

Dalam pengumuman resminya pada Selasa (25/6/2025) waktu setempat, Del Monte menyatakan langkah ini sebagai strategi paling masuk akal demi menyelamatkan bisnis, para kreditur, serta ribuan pekerjanya.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Setelah mengevaluasi semua opsi yang ada, kami yakin proses penjualan melalui pengawasan pengadilan adalah cara paling efektif mempercepat pemulihan bisnis dan membentuk Del Monte yang lebih kuat serta berkelanjutan,” tegas CEO Del Monte Foods, Greg Longstreet, dikutip Reuters.

Bukan hanya mengejutkan publik Amerika, kabar ini langsung menjadi headline di berbagai portal finansial global.

Apa saja fakta-fakta mengejutkan di balik bangkrutnya raksasa buah kaleng ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Beban Utang Del Monte Menggunung Hingga Rp 162 Triliun Membuat Syok

Del Monte melaporkan kepada pengadilan kebangkrutan New Jersey bahwa nilai aset dan kewajibannya saat ini berada di kisaran antara 1 miliar hingga 10 miliar dolar AS.

Jika dirupiahkan dengan kurs Rp 16.236,67 per dolar AS, angka ini setara dengan Rp 16,2 triliun hingga Rp 162,3 triliun — angka yang bikin kepala pening!

Lebih ngeri lagi, jumlah kreditur yang terlibat dalam proses kebangkrutan ini diperkirakan mencapai 10.000 hingga 25.000 pihak, mulai dari bank besar hingga pemasok kecil.

Namun perusahaan menjamin seluruh operasionalnya di Amerika Serikat akan tetap berjalan seperti biasa selama proses hukum berlangsung.

Selain itu, Del Monte memastikan anak-anak usahanya di luar Amerika Serikat — termasuk di Asia, Eropa, dan Amerika Latin — tidak termasuk dalam proses kebangkrutan ini dan tetap beroperasi normal.

Artinya, pelanggan di Tiongkok, Indonesia, hingga Brasil tetap bisa menikmati buah kaleng favorit mereka tanpa gangguan.

Kreditur Diselamatkan, Operasional Ditopang Dana Segar Rp 14,8 Triliun

Sebagai bagian dari strategi “penyelamatan besar-besaran”, Del Monte telah mengamankan pendanaan segar senilai 912,5 juta dolar AS, atau sekitar Rp 14,8 triliun.

Dana jumbo ini disepakati bersama sejumlah kreditur utama untuk menopang operasional perusahaan selama proses restrukturisasi berjalan di bawah pengawasan pengadilan.

“Ini langkah strategis demi masa depan Del Monte, demi menyelamatkan nilai bisnis, karyawan, dan kepercayaan pasar,” sambung Longstreet penuh optimisme.

Tak bisa dipungkiri, Del Monte sudah lama jadi ikon industri makanan kemasan di dunia dengan merek-merek yang begitu populer.

Selain buah kaleng Del Monte, perusahaan juga memproduksi kaldu dan sup College Inn serta teh siap minum Joyba yang sangat digemari generasi muda.

Mengapa Del Monte Pilih Jalur Bangkrut Pasal 11? Ini Alasannya

Di Amerika Serikat, kebangkrutan berdasarkan Pasal 11 (Chapter 11) bukanlah kiamat bagi perusahaan.

Langkah ini justru sudah jamak ditempuh para raksasa bisnis demi merestrukturisasi utang tanpa perlu menghentikan kegiatan usaha sehari-hari.

Dengan mekanisme ini, perusahaan bisa menegosiasikan ulang utang-utang mereka kepada ribuan kreditur sambil tetap menjaga nilai aset bisnisnya.

Tujuannya jelas: memberi napas baru, melindungi karyawan, dan menyiapkan landasan bisnis yang lebih sehat pasca restrukturisasi.

“Kami berkomitmen menjaga komitmen kami kepada konsumen, mitra bisnis, dan para karyawan,” tutup Longstreet optimistis.

Kabar ini sekaligus mengingatkan publik bahwa bahkan perusahaan besar sekalipun tidak imun terhadap badai utang dan ketatnya persaingan di pasar.

Banyak analis menyebut tekanan inflasi, biaya bahan baku tinggi, serta pola konsumsi yang berubah sebagai biang kerok terjerembabnya sang raksasa ini.

Nasib Ribuan Pekerja dan Pasar Global Jadi Pertaruhan Besar

Pertanyaan paling penting yang muncul di benak publik tentu saja: bagaimana nasib para karyawan dan pasokan produk Del Monte di pasar global?

Perusahaan memastikan operasional tetap berjalan normal, tanpa pemutusan hubungan kerja massal dalam waktu dekat.

Meski begitu, para analis menilai restrukturisasi ini akan tetap menyisakan rasa waswas di kalangan ribuan pegawai yang menggantungkan hidup pada Del Monte.

Pihak serikat pekerja di AS mendesak pemerintah untuk turut memantau proses ini agar hak-hak buruh tetap terlindungi.

Sementara itu, konsumen di pasar internasional, termasuk di Tiongkok, Indonesia, hingga Timur Tengah bisa sedikit tenang karena anak usaha luar negeri tidak terdampak kebangkrutan in.

Namun para ahli memperingatkan, jika penataan ulang tak berjalan mulus, efek domino ke pasar global bisa saja muncul di masa depan.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Kontenberita.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Xi Jinping Tak Hadir di Rio: Masa Depan BRICS Dalam Sorotan Dunia
Elon Musk Vs Donald Trump: Ketegangan Meningkat Gara-Gara Insentif Mobil Listrik dan Pajak Baru
Presiden Donald Trump Umumkan Tarif Resiprokal ke Berbagai Negara Mitra Dagang Ditunda 90 Hari
Respons Tiongkok Usai Sejumlah Negara Batasi Akses ke DeepSeek, Perusahaan Rintisan Asal Tiongkok
Bantah Tudingan Sekongkol dengan Organisasi Kejahatan, Presiden Meksiko akan Balas AS Soal Tarif
Super Lengkap, Inilah Pidato Perdana Presiden Amerika Serikat Donald Trump Saat Inaugurasi di Gedung Capitol
Azerbaijan Airlines Bawa Terbang 69 Penumpang Jatuh di Dekat Kota Aktau, Penyebabnya Masih Simpang Siur
Salah Satunya Negara Indonesia, Sebanyak 9 Negara Disepakati untuk Jadi Anggota Perkumpulan BRICS

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 07:39 WIB

Xi Jinping Tak Hadir di Rio: Masa Depan BRICS Dalam Sorotan Dunia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 06:22 WIB

Utang Raksasa! Del Monte Kolaps Rp 162 Triliun, Geger Wall Street

Sabtu, 7 Juni 2025 - 09:56 WIB

Elon Musk Vs Donald Trump: Ketegangan Meningkat Gara-Gara Insentif Mobil Listrik dan Pajak Baru

Kamis, 10 April 2025 - 10:54 WIB

Presiden Donald Trump Umumkan Tarif Resiprokal ke Berbagai Negara Mitra Dagang Ditunda 90 Hari

Sabtu, 8 Februari 2025 - 12:22 WIB

Respons Tiongkok Usai Sejumlah Negara Batasi Akses ke DeepSeek, Perusahaan Rintisan Asal Tiongkok

Berita Terbaru