AMERIKA Serikat (AS) resmi menunda penerapan tarif impor sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia, yang sebelumnya direncanakan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025.
AS memberikan waktu selama tiga minggu untuk melalukan finalisasi negosiasi dagang bilateral.
Keputusan penangguhan diumumkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, Sabtu (12/7/2025) di Brussel, Belgia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Seusai lawatan diplomatik ke Washington D.C. untuk bertemu Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer.
“Waktunya kita sebut pause. Jadi penundaan penerapan untuk menyelesaikan perundingan yang sudah ada,” kata Airlangga.
Dia menegaskan bahwa tiga minggu ke depan akan dimanfaatkan untuk fine tuning proposal kedua belah pihak.
Baca Juga:
Cara Mudah Investasi Crypto: Mulai Cek Harga Hingga Transaksi Bitcoin
Menjaga Wilayah Perkotaan Tetap Asri Bersama Dinas Lingkungan Hidup
Sumpah Pemuda 2025 Jadi Saksi Kebangkitan OTT Lokal, Ini Peran NobiPlay
Penangguhan ini merupakan angin segar bagi perdagangan bebas Indonesia, meski ancaman proteksionisme tetap nyata di bawah kebijakan AS yang masih dipengaruhi residu era Trump.
Langkah AS memberikan ruang bernapas bagi eksportir Indonesia yang khawatir margin mereka terkikis oleh kebijakan tarif unilateral yang kontraproduktif terhadap integrasi pasar global.
Indonesia Mendorong Liberalisasi Dagang dalam Lanskap Proteksionisme Baru
Penundaan tarif ini patut dilihat bukan hanya sebagai kemenangan diplomasi taktis, melainkan sebagai momentum untuk memperkuat komitmen Indonesia pada prinsip liberalisasi perdagangan.
Dalam pertemuan di Washington, Indonesia menyodorkan serangkaian argumen berbasis data tentang kontribusi positif perdagangan bilateral pada pertumbuhan ekonomi kedua negara dan stabilitas rantai pasok global.
Baca Juga:
Satu Ekosistem, Seribu Cerita: 24jamnews.com Hidupkan Media Pers Daerah
Rp50 Triliun Dana Patriot Bond Siap Biayai Proyek Sampah Jadi Listrik Indonesia
Blokir Anggaran Mulai Rontok, Realisasi Belanja K/L Rp686 Triliun
Sebagai contoh, volume perdagangan Indonesia-AS 2024 mencapai lebih dari USD 40 miliar, dengan surplus tipis di pihak Indonesia, yang sebagian besar ditopang oleh produk tekstil, alas kaki, furnitur, dan produk pertanian.
Tarif yang direncanakan sebesar 32% dianggap tidak proporsional dan dapat menimbulkan dislokasi di sektor-sektor padat karya Indonesia, melemahkan daya beli konsumen AS sendiri.
Peningkatan proteksionisme oleh AS, yang berakar pada kebijakan era Trump, jelas bertentangan dengan kepentingan jangka panjang ekonomi global yang saling terhubung dan dengan semangat lembaga-lembaga internasional seperti WTO.
Indonesia harus memanfaatkan jeda ini untuk merumuskan argumen lebih kuat tentang pentingnya mempertahankan perdagangan bebas sebagai mekanisme distribusi kekayaan yang lebih efisien dan berkeadilan.
Tantangan ke Depan: Penyelarasan Proposal dan Ancaman Proteksionisme
Tiga minggu ke depan menjadi periode penting bagi Indonesia untuk tidak hanya mempertahankan konsesi, tetapi juga memperluas ruang dialog bagi isu-isu strategis lainnya seperti keberlanjutan rantai pasok dan pembukaan akses pasar sektor jasa.
Airlangga menyebut “fine tuning daripada proposal” sebagai tahap akhir sebelum kesepakatan final dicapai, yang menandakan bahwa negosiasi sudah memasuki detail teknis mengenai tarif, kuota, dan rules of origin.
Baca Juga:
Ketidakpastian The Fed, CSA Index September 2025 Turun ke 65,4
Negosiasi Dagang RI-AS: Tarik Ulur Tarif Resiprokal dan Pembelian Energi Rp244 Triliun
Shell Super Hadir Lagi, Konsumen Masih Menunggu Kepastian V-Power
AS, di sisi lain, di bawah tekanan domestik untuk melindungi industri dalam negeri menjelang pemilihan presiden 2026, tetap menunjukkan kecenderungan populis yang berpotensi mengganggu stabilitas perdagangan global.
Indonesia perlu menjaga konsistensi narasi tentang manfaat globalisasi ekonomi bagi kelas pekerja dan konsumen AS, sambil memperkuat daya saing dalam negeri melalui diversifikasi produk ekspor dan deregulasi.
Seperti ditegaskan oleh Airlangga, “Tiga minggu ini diharapkan finalisasi daripada fine tuning daripada proposal dan fine tuning daripada apa yang sudah dipertukarkan”.
Ke depan, strategi radikal-sentris yang menggabungkan liberalisasi perdagangan, deregulasi domestik, dan pembangunan kapasitas industri menjadi kunci untuk menjembatani kepentingan nasional dengan tuntutan integrasi global.
Memperkuat Posisi Indonesia di Tengah Globalisasi yang Terkoreksi
Penundaan tarif oleh AS terhadap impor Indonesia mencerminkan pentingnya diplomasi ekonomi berbasis data, visi jangka panjang, dan komitmen pada aturan main pasar bebas.
Dalam konteks globalisasi yang sedang terkoreksi akibat gejolak geopolitik dan tekanan populisme, Indonesia harus tetap menjadi advokat kuat bagi perdagangan bebas, mobilitas barang, jasa, dan modal lintas batas.
Masa jeda ini sebaiknya tidak disia-siakan: pemerintah perlu menggalang dukungan domestik untuk reformasi struktural sambil menjaga kredibilitas internasional sebagai mitra dagang yang andal dan pro-liberalisasi.
Di tengah turbulensi proteksionisme baru, Indonesia berpeluang menunjukkan bahwa keterbukaan ekonomi dan kebijakan perdagangan yang inklusif tetap merupakan jalur paling rasional untuk pertumbuhan berkelanjutan dan kemakmuran bersama.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Kongsinews.com dan Hilirisasinews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Halloupdate.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatimraya.com dan Hellocianjur.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center













