BRI Ungkap Dampak Perang Tarif Amerika Serikat Terhadap Bisnisnya dan Perekonomian Indonesia

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 30 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Hery Gunardi. (Dok. Bri.co.id)

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Hery Gunardi. (Dok. Bri.co.id)

JAKARTA ‐ Perekonomian global sepanjang triwulan I-2025 masih diwarnai oleh ketidakpastian.

Terutama akibat tensi geopolitik dan dampak lanjutan dari perang tarif yang turut menekan aktivitas perdagangan internasional dan rantai pasok.

Namun perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) diproyeksikan tidak berdampak terlalu signifikan.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terutama untuk bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) maupun juga untuk Indonesia.

BRI memperkirakan akan ada dampak jangka pendek akibat kebijakan tarif baru.

Namun, saat ini sedang berlangsung negosiasi antara Indonesia dan AS yang diharapkan menghasilkan sepakatan yang lebih baik lagi.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Hery Gunardi mengatakan hal tersebut di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Dia menyampaikan hal tersebut saat konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2025 secara daring

“Perlu dicatat bahwa ekonomi Indonesia, termasuk bisnis BRI, lebih banyak bergantung pada domestic demand atau konsumsi domestik.”

“Sehingga selain dari depresiasi mata uang yang terjadi, perang tarif diproyeksikan tidak berdampak terlalu signifikan untuk bisnis BRI maupun juga untuk Indonesia,” kata Hery

Hery memandang, fundamental ekonomi Indonesia tetap resilien. Hal ini tecermin dari cadangan devisa yang memadai.

Di mana tercatat naik dari 155,7 miliar dolar AS pada akhir Desember 2024 menjadi 157,1 miliar dolar AS pada akhir Maret 2025.

Di samping itu, konsumsi domestik masih menjadi kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat masih tumbuh positif.

Namun demikian, konsumsi domestik masih belum pulih sepenuhnya kalau dibandingkan dengan kondisi sebelum terjadinya pandemi COVID-19 beberapa tahun yang lalu.

Hal ini menjadi tantangan bagi sektor UMKM yang sangat bergantung pada daya beli masyarakat.

“Dalam kondisi tersebut, BRI terus memperkuat perannya sebagai bank yang prorakyat dengan tetap fokus menumbuhkembangkan dan memperdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Sebagai upaya nyata dalam mendukung pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia,” kata Hery.

Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, BRI Group mencatatkan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun pada periode triwulan I-2025..

Dengan aset mencapai Rp2.098,23 triliun atau tumbuh 5,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Pada periode yang sama, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97 persen yoy.

Penyaluran kredit didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI dengan nominal sebesar Rp1.126,02 triliun.

Rasio non-performing loan (NPL) BRI tercatat terus membaik dari sebelumnya 3,11 persen pada akhir triwulan I 2024 menjadi 2,97 persen pada akhir triwulan I 2025.

Rasio loan at risk (LAR) juga terus membaik dari semula 12,68 persen pada akhir triwulan I-2024 menjadi 11,12 persen pada akhir triwulan I-2025.

Perseroan tetap menyiapkan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi potensi pemburukan kualitas aset, sebagaimana tecermin dari rasio NPL coverage BRI yang mencapai 200,60 persen.

Dari sisi pendanaan, BRI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.421,6 triliun, yang didominasi oleh dana murah (CASA) dengan proporsi mencapai 65,77 persen atau setara dengan Rp934,95 triliun.

Kinerja positif BRI sepanjang triwulan I 2025 juga didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.

Hal ini ditunjukkan dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada di level 86,03 persen serta rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,03 persen.***

Untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Persrilis.com atau Jasasiaranpers.com di lebih dari 175an media.

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Sapulangit Media Center (SMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahbisnis.com dan Belanjaoke.com

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Saatini.com dan Indonesiaoke.com

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Apakabarjateng.com dan Hariansumedang.com

Berita Terkait

Rp50 Triliun Dana Patriot Bond Siap Biayai Proyek Sampah Jadi Listrik Indonesia
Blokir Anggaran Mulai Rontok, Realisasi Belanja K/L Rp686 Triliun
Ketidakpastian The Fed, CSA Index September 2025 Turun ke 65,4
Negosiasi Dagang RI-AS: Tarik Ulur Tarif Resiprokal dan Pembelian Energi Rp244 Triliun
Shell Super Hadir Lagi, Konsumen Masih Menunggu Kepastian V-Power
Rahasia Sukses Undang Jurnalis Ekonomi untuk Liputan Acara Perusahaan
Era Baru Komunikasi Digital Perusahaan Dengan Galeri Foto Pers
Menyongsong Era Baru: QRIS Indonesia Bisa Dipakai di Tiongkok

Berita Terkait

Selasa, 14 Oktober 2025 - 10:59 WIB

Rp50 Triliun Dana Patriot Bond Siap Biayai Proyek Sampah Jadi Listrik Indonesia

Sabtu, 13 September 2025 - 00:20 WIB

Ketidakpastian The Fed, CSA Index September 2025 Turun ke 65,4

Rabu, 10 September 2025 - 14:41 WIB

Negosiasi Dagang RI-AS: Tarik Ulur Tarif Resiprokal dan Pembelian Energi Rp244 Triliun

Senin, 8 September 2025 - 14:10 WIB

Shell Super Hadir Lagi, Konsumen Masih Menunggu Kepastian V-Power

Senin, 1 September 2025 - 06:52 WIB

Rahasia Sukses Undang Jurnalis Ekonomi untuk Liputan Acara Perusahaan

Berita Terbaru